REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kehormatan (BK) DPR RI akan memanggil politisi dari Partai Demokrat pekan depan. Pemanggilan tersebut untuk menindaklanjuti laporan Pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Muhammad Sukarya terkait kasus dugaan penyimpangan dana bencana untuk Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Pekan depan pemeriksaan lanjutan, anggota dewan yang dilaporkan yaitu anggota Komisi XI (DPR RI)," kata Ketua BK DPR RI, M. Prakosa saat dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat (15/2).
Menurut Prakosa, pemeriksaan akan dilakukan pada Selasa (19/2) pukul 13.00 WIB. Namun, Prakosa tidak menyebutkan nama anggota Partai Demokrat yang tersangkut penyimpangan dana bencana tersebut.
Dalam laporan Sukarya, anggota Komisi XI dari Fraksi Demokrat yang dimaksud menawarkan untuk membantu masalah anggaran dana bencana. Politisi Demokrat itu kemudian menghubungi staf ahlinya untuk membantu mengurus proses penganggaran dana bantuan bencana itu.
"Uang sudah ditransfer sampai sekitar Rp 1 miliar. Tapi, kemudian belum juga cair," ujar politisi dari PDI Perjuangan itu.
Berdasarkan penjelasan dari Anggota BK DPR RI lainnya, Ali Maschan Musa, anggota Komisi XI DRP RI tersebut adalah Supomo. Staf ahli yang dimaksud Sukarya adalah Haris Hartoyo. Selain Supomo, Ali juga mengungkapkan adanya dugaan keterlibatan politisi Partai Demokrat lainnya. Tepatnya, anggota Komisi VIII DPR RI dari Partai Demokrat.
Menurut Ali, kongkalikong dilakukan oknum anggota Komisi VIII DPR RI yang mengurusi dana-dana sosial. Staf ahli Supomo, disebutkannya menyerahkan uang pelicin itu kepada Herdian, staf ahli Anggota Komisi VIII DPR RI.
Menurutnya, Herdian merupakan staf ahli dari Radityo Gambiro, anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Demokrat . "Katanya lewat Pak Gondo, lewat tenaga ahlinya, yaitu pak Herdian. Makanya mau kami periksa," jelas Ali.
Radityo Gambiro sendiri sudah membantah terlibat kasus ini. Radityo bahkan mengaku bingung namanya dikait-kaitkan dengan Sukarya. Sementara Supomo masih belum bisa dihubungi melalui telepon selulernya.