REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Istri dari sejumlah Calon Gubernur (Cagub) Jawa Baratb periode 2013-2018 turun langsung menjadi juru kampanye (Jurkam) untuk suaminya selama masa kampanye. Melihat fernomena itu, Pengamat Politik dari Universitas Parahyangan, Asep Warlan, mengatakan seorang istri yang menjadi Jurkam suaminya perlu melepas jabatan publik yang diembannya.
Asep menyebutkan misalnya Netty Prasetyani Heryawan (istri dari Cagub Jawa Barat Ahmad Heryawan), Sendy Yusuf (istri dari Cagub Jawa Barat Dede Yusuf) yang menjabat sejumlah organisasi di tingkat Jawa Barat dan istri dari Cagub Jawa Barat Irianto MS Syafiuddin alias Yance saat ini masih menjabat sebagai Bupati Indramayu.
"Kalau jabatannya sebagai PNS atau jabatan publik maka harus dilepas terlibih dahulu. Baru, boleh jadi Jurkam supaya tidak menggunakan fasilitas negara," kata Asep di Bandung, Jumat (15/2).
Menurut Asep, keterlibatan istri saat berkampanye cukup efektif untuk membantu kandidat tersebut. Sebab, istri bisa merangkul dan memikat pemilih perempuan dengan cara pendekatan personal.
Istri jadi Jurkam, kata Asep, bisa meyakinkan pemilih dengan cara menceritakan keseharian kandidat. Bahkan, istri juga bisa mengumbar janji layaknya kandidat misalnya anti korupsi.
"Jualan kampanyenya bisa anti korupsi karena biasanya istrilah yang kerap membuat suami melakukan korupsi," ujar Asep.
Istri Cagub Jawa Barat Ahmad Heryawan, Netty Prasetyani, mengungkapkan dirinya mendukung langsung sang suami sebagai Jurkam karena tim pemenangan menunjuknya sebagai salah satu Jurkam.
Mengemban amanah sebagai Jurkam, Netty mengaku rela untuk cuti dari jabatan di sejumlah organisasi. Saat ini, Netty memiliki beberapa jabatan strategis. Diantaranya, Ketua Tim Penggerak PKK Jabar, Ketua Dekranasda Jabar, Ketua P2TP2A, dan lain-lain.