REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Penyakit cikungunya mulai menyerang sejumlah warga di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada musim hujan 2013.
"Seperti halnya penyakit demam berdarah dengue (DBD), pada musim hujan ini penyakit cikungunya juga menyerang sejumlah warga di Kabupaten Sleman," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Linkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Cahya Purnama, Sabtu.
Menurut dia, data yang dihimpun menunjukkan serangan penyakit cikungunya ini juga banyak terjadi di kawasan-kawasan padat seperti Kecamatan Depok, Mlati, Gamping dan Kalasan.
"Dari laporan yang masuk saat ini baru sekitar 69 orang yang diduga menderita penyakit tersebut, namun pada akhir musim hujan ini serangan cikungunya berpotensi meningkat," katanya.
Ia mengatakan, upaya untuk mengantisipasi meluasnya penyakit ini adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk.
"Sosialisasi masyarakat harus terus ditingkatkan agar serangan penyakit DBD maupun cikungunya tidak terus menyebar," katanya.
Cahya mengatakan, untuk kasus penyakit DBD hingga akhir Januari 2013 telah terjadi 133 kasus DBD, namun ukuran maksimal KLB yakni 148 kasus dengan dua orang meninggal yang dicurigai DBD.
"Dua orang yang meninggal ini barus dicurigai DBD, saat ini sedang dilakukan uji laboratorium dan hasilnya baru akan diketahui pada 19 Februari, apakah postif DBD atau sebab penyakit lain," katanya.
Ia mengatakan, kasus DBD untuk Februari baru terjadi 13 kasus dari batas maksimal 120 kasus.
"Bila kejadian DBD belum mencapai target maksimal kasus per lima tahun tersebut, KLB belum bisa ditetapkan. Karena itu kami akan terus mengoptimalkan penyuluhan dan pemantauan di masyarakat. Sejauh ini, kami menilai kesadaran masyarakat masih rendah," katanya.