Ahad 17 Feb 2013 23:31 WIB

Wapres: Habibie dan Ainun adalah Teladan

Bj Habibie dengan almarhum istrinya saat masih hidup, Ainun Habibie
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Bj Habibie dengan almarhum istrinya saat masih hidup, Ainun Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Boediono menyatakan sangat kagum terhadap kesetiaan pasangan Habibie dan Ainun dan menganggap keduanya sebagai teladan.

Kekaguman tersebut dilontarkan Boediono saat menghadiri renungan dan doa mengenang 1.000 hari wafatnya Ibu Hasri Ainun Habibie yang diadakan di kediaman mantan Presiden BJ Habibie, Jalan Patra Kuningan, Jakarta, Ahad (17/2) malam.

"Saya ingin meyampaikan perasaan hati saya. Saya sangat kagum tentang kesetiaan Pak Habibie dan Ibu Ainun dan dapat menjadi contoh banyak orang. Kesetiaan itu bisa diwujudkan dalam dunia nyata," kata Wakil Presiden Boediono di Jakarta, Ahad.

Wapres menilai pasangan Habibie dan Ainun adalah tauladan dalam kesetiaan sehingga kisah mereka harus terus diceritakan dan diulang untuk mengingatkan tentang arti kesetiaan, walaupun telah dibukukan dan didokumentasikan dalam film layar lebar.

Quraish Shihab saat menyampaikan tausiyahnya, mengatakan ada tiga hal yang disepakati oleh manusia secara universal, yaitu menghormati ibu bapak, menepati janji dan kesetiaan.

"Kesetiaan dalam kehidupan tidak hanya diukur semasa hidup saja. Kecintaan itu sampai berlanjut hingga salah satu meninggal," kata Qurasih Shihab.

Hadir dalam gelar doa itu antara lain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Emil Salim, anggota DPR RI Priyo Budi Santoso, Ketua Presidium Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Nanat Fatah Natsir, dan mantan menteri koperasi era Presiden Habibie, Adi Sasono.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement