REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melakukan penelitian terhadap musibah longsornya tanah tebing sepanjang hampir 2 km dengan ketinggian 100 meter di kawasan Talegong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (19/2).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Zatzat Munazat mengatakan penelitian dilakukan untuk mengetahui kondisi tanah longsor di Kampung Pasir Angin dan Kampung Cilamping, Desa Sukalaksana, Kecamatan Talegong.
Hasil kajian tim PVMBG itu, kata Zatzat untuk dijadikan acuan pemerintah daerah dalam rencana merelokasi permukiman penduduk sekitar tebing itu. "Nanti hasil kajian dibahas, apakah rumah sekitar tebing itu butuh direlokasi atau tidak," katanya.
Menurut dia, bencana longsor tebing itu belum mengancam bahaya bagi kawasan permukiman penduduk.
Jarak lokasi tanah tebing dengan permukiman penduduk, kata Zatzat, cukup jauh sekitar 50 meter, sedangkan areal persawahan yang merupakan tempat aktivitas masyarakat bertani jaraknya sekitar 30 meter.
"Secara kasat mata masih aman, tapi warga disana trauma dan takut bencana longsor terjadi lagi, makanya lebih memilih mengungsi," katanya.
Sementara itu bencana longsor di kawasan Garut Selatan, Jumat (15/2) telah menyebabkan satu orang tewas setelah tertimbun material tanah longsor saat sedang beraktivitas di sawah.
Selain korban jiwa, longsor juga menyebabkan empat rumah warga rusak, dan menimbun areal tanah persawahan seluas 35 hektare.
Sebagian warga yang rumahnya dekat dengan lokasi longsor masih bertahan di pengungsian yang disediakan BPBD Garut di halaman kantor desa setempat.