Senin 25 Feb 2013 10:46 WIB

Mursi Undang Oposisi Bicarakan Pemilu

Rep: Indah Wulandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Policemen stand guard near a poster outside the constitutional court put up by supporters of Egyptian President Mohamed Mursi as they stage a sit-in, in Cairo December 23, 2012.
Foto: Reuters/Khalee Abdullah
Policemen stand guard near a poster outside the constitutional court put up by supporters of Egyptian President Mohamed Mursi as they stage a sit-in, in Cairo December 23, 2012.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir, Muhammad Mursi mengundang partai-partai oposisi untuk mendiskusikan pelaksanaan pemilihan umum mendatang karena terbetik isu boikot.

"Saya memberitahukan setiap orang dari semua kalangan masyarakat, juga kepada saudara-saudaraku di partai lain. Secara pribadi saya mengundang mereka untuk duduk bersama besok demi menunjukkan jaminan bahwa pemilihan umum akan berjalan transparan dan jujur,“ ujar Mursi dari rekaman program televisi Mehwar, Ahad (24/2).

Kesediaan Mursi menemui lawan-lawan politiknya pada hari Senin ini nyatanya kurang disambut baik koalisi Font Pembebasan Nasional. Sebab, muncul spekulasi jika Mursi mencari dukungan karena bakal digulingkan pihak militer.

Mursi tidak mengakui ketegangan antara pemerintahannya dan angkatan bersenjata Mesir. Ia menegaskan hubungan baiknya dengan intelijen.

Menurut Mursi belum pernah pernah ada ketidaksamaan sikap antara militer dan kepresidenan. "Kita bukan dua kelompok, tapi sudah menjadi satu. Dewan tertinggi militer juga bekerja secara profesional. Badan Intelijen juga secara resmi mendukung saya. Saya mendukung, mempercayai, dan mencintai mereka semua. Saya juga berharap keamanan Mesir terjaga baik,” tegas Mursi.

Mursi memang sangat berharap pascatergulingnya Husni Mubarak dua tahun lalu membawa angin perubahan demokrasi. Pemimpin Ikhwanul Muslimin ini pun mengupayakan pemilu damai.

Sikap kelompok masyarakat terbelah. Di satu pihak mereka ingin memboikot proses legislasi yang dimulai April mendatang. Oposisi menuding Mursi dan kelompoknya mendominasi seluruh ranah pemerintahan. Sehingga proses pemilu diprediksi hanya akal-akalan semata untuk memenangkan Partai Keadilan yang menjadi motor Ikhwanul Muslimin.

Font Pembela Nasional (NSF) sebagai pihak oposisi baru memutuskan sikapnnya pekan depan untuk memilih boikot atau tidak.

“Sebenarnya undangan Mursi itu membuat saya mara. Sepertinya dia membuat keputusan sendiri menggelar pemilu, kemudian baru mengundang kita untuk berbicara bersama,” cecar juru bicara NSF Khaled Dawoud.

Beberapa kelompok NSF telah menyatakan sikapnya untuk memboikot pemilu. Salah satunya dari partai Dostour, Mohamed ElBaradei. Kepala bidang nuklir PBB ini membandingkan perolehan suara pada pentas pemilu Mesir pada nanti tak jauh berbeda dengan hasil pemilu 2010 lalu. Yakni, memenangkan petahana yang telah menguasai kursi-kursi pejabat pemerintahan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement