REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Indra mengatakan, kebocoran sprindik Anas seolah menggambarkan adanya kemungkinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam melaksanakan tugasnya diintervensi.
Indra menilai terdapat kemungkinan adanya pihak yang ingin memperalat KPK baik dari luar maupun internal KPK sendiri. "Makanya KPK harus diselamatkan. Sebab KPK tumpuan harapan pemberantasan korupsi di negeri ini," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, (26/2).
Ibarat sebuah lumbung yang di dalamnya ada virus perusaknya, terang Indra, maka jangan dibakar lumbungnya. Namun cukup dicari, diidentifikasi, dan ditemukan virus di KPK untuk dikeluarkan dan dimusnahkan. "Jadi virusnya saja yang dimusnahkan bukan KPK-nya," katanya menerangkan.
Meski di dalam KPK terdapat kelemahan, ujar Indra, salah satunya sprindik bocor namun prestasi lain KPK juga harus tetap dijaga. Segala hal negatif yang mungkin ada di KPK harus dibuang. "KPK seharusnya juga melakukan koreksi diri jika memang terdapat dugaan penyimpangan kewenangan," ujarnya menambahkan.
Ini semua, kata Indra, perlu dilakukan sebab masyarakat masih mencintai KPK dan tidak ingin KPK menjadi buruk. "Ini merupakan salah satu bentuk dukungan kami terhadap KPK," katanya menegaskan.
KPK, terang Indra, sebaiknya juga tidak tebang pilih dalam menangani kasus korupsi. Banyak juga kasus korupsi yang tidak jelas follow up-nya. Para tersangka kasus penggelapan uang di Century juga tidak ditangkap semua. Andi Mallarangeng dan Anas juga belum ditangkap KPK hingga saat ini.
Ini semua, lanjut Indra, perlu menjadi catatan ke depan untuk memperbaiki KPK. "Jangan sampai KPK dirusak oleh oknum dari dalam maupun luar," katanya.