Selasa 26 Feb 2013 21:19 WIB

Pemkab Tolak Trayek Angkot Baru

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Djibril Muhammad
Angkot (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Angkot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta, tidak akan mengeluarkan trayek baru bagi angkutan kota (Angkot) 2013 ini. Mengingat, jumlah Angkot yang beroperasi di wilayah ini sudah cukup banyak.

Sebab, menurut dia, minat masyarakat untuk memakai jasa Angkot mengalami penurunan. Akibatnya, sejumlah titik mengalami kesemrawutan lalu lintas.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, sebenarnya sudah lama kebijakan ini digulirkan. Yaitu, sejak 2010 yang lalu. Dengan begitu, Angkot yang beroperasi saat ini, izin trayeknya dari 2009 ke belakang. "Empat tahun berjalan, kami tak keluarkan trayek baru," ujar Dedi, kepada Republika, Purwakarta, Selasa (26/2).

Dia menyebutkan, jumlah Angkot yang beroperasi di Purwakarta diperkirakan lebih dari 2 ribu unit. Mereka, beroperasi dengan delapan trayek (jurusan). Angkota yang ada tersebut, merupakan armada yang sudah lama beroperasi.

Keberadaan Angkot ini, lanjut Dedi, mempengaruhi ketertiban berlalu lintas. Ternyata, banyak oknum sopir Angkot yang tak menaati tata tertib lalu lintas. Seperti, mereka berhenti seenaknya tanpa memperhatikan rambu. Akibatnya, terjadi antrean kendaraan. Bahkan, membuat pengendara lainnya kesal.

Titik-titik yang menjadi kemacetan gara-gara Angkot, yaitu saat bubaran jam sekolah serta pabrik. Karena itu, perlu ada penertiban Angkot. Salah satunya, dengan tidak mengeluarkan trayek baru.

Meskipun kondisinya seperti itu, Dedi juga mengaku prihatin dengan para sopir Angkot. Pasalnya, kini mereka ditinggalkan penumpang. Mayoritas, penumpang lebih memilih menggunakan sepeda motor ketimbang Angkot. Supaya, Angkot tak ditinggalkan penumpang, pihaknya akan membuat Angkot wisata.

Maksudnya, armada Angkot itu ditata sedemikian rupa. Sehingga, dari fisiknya sangat menarik perhatian. Misalnya, dihiasi dengan ornamen-ornamen yang menarik. Selain itu, Angkot harus nyaman bagi penumpangnya. "Kami akan ambil 10 armada untuk dijadikan sampel Angkot wisata," jelasnya.

Aceng Sukmana (50 tahun), salah seorang sopir Angkot trayek 04, mengaku, setuju dengan kebijakan tersebut. Selain penertiban trayek, dirinya juga ingin ada penertiban sopir. Terutama, sopir tembak. Sebab, mayoritas sopir tembak ini, bekerja tidak secara fair. Jadi, membuat persaingan tak sehat.

"Trayek sudah dibenahi. Kami berharap, kedepan para sopir tembak juga ditertibkan," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement