REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars (ICIS) M. Nashihin Hasan menyatakan seorang pemuka agama tidak cukup hanya menguasai ayat-ayat dalam kitab suci untuk bisa membantu menyelesaikan persoalan duniawi.
"Kalau pemuka agama ingin berada di tengah-tengah persoalan duniawi, maka tidak cukup hanya menguasai ayat. Ayat itu harus diterjemahkan dan dihadapkan dalam kondisi sebenarnya," kata Nashihin di Jakarta, Rabu (27/2).
Nashihin menyampaikan pihaknya saat ini sedang menggelar sebuah konferensi bertajuk "The Conference of Muslim-Christians Religious Leaders of Asia" di sebuah hotel di Jakarta, dan melibatkan para pemuka agama muslim dan kristen di Asia.
Konferensi yang digelar sejak Senin (25/2) lalu ini dijadwalkan berlangsung hingga Kamis (28/2). Konferensi ini dihadiri oleh 55 pemuka agama dari 16 negara diantaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, India, Jepang, Pakistan dan lain-lain.
Selain menghadiri konferensi, Nashihin menyampaikan para pemuka agama menyempatkan diri berkunjung ke sejumlah instansi di Indonesia, antara lain Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Bantuan Hukum, Walhi, serta Migrant Care. Kunjungan itu sejalan dengan komitmen para pemuka agama yang menyatakan tidak cukup menyelesaikan persoalan duniawi dengan sekedar menguasai ayat dalam kitab suci.
"Para pemuka agama yakin bahwa persoalan duniawi seperti konflik antaragama tidak selalu disebabkan oleh agama, melainkan masalah eksternal seperti ekonomi, politik dan budaya. Sehingga mereka melakukan dialog dengan sejumlah instansi tersebut, agar mendapatkan informasi terkait permasalahan-permasalahan duniawi yang ada," ujar Nashihin.
Nashihin menjelaskan pada Selasa (26/2) malam, para pemuka agama juga sempat melakukan dialog dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Pada kesempatan tersebut JK sempat menantang para pemuka agama untuk dapat menguasai persoalan duniawi.
"Waktu Selasa kemarin JK menantang para pemuka agama. JK bilang dirinya tidak begitu menguasai ayat-ayat Alquran, namun bisa menyelesaikan konflik Poso dalam enam hari," kata Nashihin.