Jumat 01 Mar 2013 15:51 WIB

Pembatasan Daging Impor Untungkan Peternak Lokal

Daging sapi di supermarket   (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging sapi di supermarket (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Pemerintah Provinsi Bali merasa beruntung adanya pembatasan kuota daging sapi impor, sehingga menguntungkan peternak lokal.

"Daging sapi lokal akan dipakai sebagai pengganti daging impor untuk memenuhi kebutuhan hotel dan restoran," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali, Putu Sumantra di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, kebutuhan daging sapi impor ke Bali hanya sepuluh persen dari total kebutuhan konsumsi di Bali. Kuota impor tersebut sebenarnya hanya melayani sebagian dari konsumsi industri hotel dan restoran.

Menurut dia, itu pun tidak semua industri hotel dan restoran menggunakan daging sapi impor karena ada banyak juga yang menggunakan daging sapi lokal.

"Namun sampai saat ini kami sebagai pihak berwenang sama sekali tidak diberitahu berapa harga daging sapi impor per kilogramnya, dan berapa jumlah konsumsinya secara riil di lapangan karena industri hotel dan restoran di Bali biasanya langsung berhubungan dengan pihak importir di Jakarta," katanya.

Namun dalam hitungan Dinas Peternakan Bali, jumlah daging sapi impor ke Bali antara 1.100 ton sampai 2.000 ton per tahun untuk kebutuhan industri. Karena banyak juga hotel dan restoran di Bali yang menggunakan daging sapi lokal sesuai dengan selera konsumen.

Wisatawan Australia misalnya, sudah kenal dengan kualitas daging sapi lokal. "Beberapa mitra dan dosen Australia mengakui jika daging sapi Bali itu rasanya lebih aromatik, sekali pun rasanya agak sedikit keras dan kenyal. Tidak sedikit juga hotel dan restoran yang menggunakan daging sapi bali sebagai menu atau konsumsi utama," ujarnya.

Dikatakan saat ini kebutuhan daging sapi lokal hanya mencapai 8.000 ton per tahun. Hal ini disebabkan banyak warga Bali yang tidak mengkonsumsi daging sapi karena alasan agama dan kepercayaan. "Kalau warga Bali khususnya beragama Hindu banyak yang tidak mengkonsumsi daging sapi," katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement