REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan ia bersedia berunding dengan oposisi negara itu namun menolak mempertimbangkan mundur. Hal itu ia ungkapkan dalam satu wawancara yang jarang dengan satu surat kabar Inggris.
Bashar mengatakan ia mengusulkan dilakukan perundingan dengan pemberontak dalam usaha menghentikan krisis di Suriah dengan syarat pemberontak meletakkan senjata mereka, tetapi membedakan antara "kelompok-kelompok politik " ia ingin berunding dan "teroris-teroris bersenjata".
"Kami siap berunding dengan siapapun termasuk kelompok pemberontak yang menyerahkan senjata-senjata mereka," kata Bashar kepada surat kabar The Sunday Times dalam wawancacara yang direkam video pekan lalu di kediamannya di Damaskus, istana Al-Muhajireen.
"Kami dapat melakukan dialog dengan oposisi, tetapi kami tidak dapat melakukan dialog dengan para teroris."
Tawaran perundingannya itu mengulangi pernyataan Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem di Moskow pekan lalu-- pertama pernyataan seperti itu oleh seorang pejabat penting Suriah.
Suriah dilanda konflik 23 bulan di mana PBB memperkirakan lebih dari 70.000 orang tewas tetapi Bashar menolak pendapat bahwa perang itu ada kaitannya dengan perannya yang tetap sebagai presiden.
"Jika argumen ini benar, maka pengunduran diri saya akan menghentikan perang," kata Bashar."Jelas ini tidak masuk akal, dan preseden-preseden di Libya, Yaman dan Mesir menjadi saksi bagi tindakan ini."