REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra membela Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB), Hercules Rosario Marshal yang diamankan Polda Metro Jaya. Dikatakan, penangkapan pemimpin ormas pendukung Gerindra tersebut hanya salah paham.
"Penangkapan Hercules dan kawan-kawan yang dikaitkan masalah dengan PT Tjakra Multi Strategi hanya salah paham saja. Bukan masalah besar. Ini masalah sepele," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, Sabtu (9/3).
Jumat (8/3) malam, Hercules bersama 50 anak buahnya ditangkap digelandang Polda Metro Jaya. Mereka diduga melakukan pemerasan terhadap sejumlah ruko di Jakarta. Hercules ditangkap tanpa perlawanan, meski anak buahnya berusaha melindungi pria asal Timor-timur itu.
Fadli mengaku sudah berbicara dan mendengarkan cerita versi Hercules, Jumat malam. Menurutnya, ini hanya masalah warga dan pengembang serta pemilik ruko. Ini terkait dengan pembangunan ruko yang berada di jalur hijau.
Sehingga warga terkena dampaknya, yaitu seperti banjir beberapa waktu lalu. Hercules, cerita Fadli, menilai keberadaan ruko juga menghalangi akses warga. Makanya kemudian ia dan anak buahnya ingin ruko itu dibongkar. Sebelumnya pun sudah dilakukan pembicaraan dengan pihak pengembang, namun tak ada respon.
"Kejadian dengan polisi juga tak ada yang dramatis. Nampak dibesar-besarkan. Sebab, Hercules juga sudah meminta maaf kepada kepolisian ketika ada anggota kelompoknya melakukan kekeliruan," papar Fadli.
Ia menambahkan, saat ini Hercules dan kelompoknya sudah berbeda dengan yang sebelumnya. Mereka dianggap sudah jauh lebih baik. Misalnya, banyak melakukan kegiatan sosial dan kemanusiaan dengan bernaung di bawah payung GRIB.
"Hal-hal yang dilakukan dalam rangka kebaikan tentu harus selalu kita dukung. Setiap orang bisa berubah dan menjadi lebih baik," ujar dia.
Meski pun begitu, lanjut Fadli, jika memang ada dimensi hukum yang dilanggar di dalam kasus ini, maka prosesnya harus tetap berjalan. Semua pihak pun harus menyerahkannya ke aparat penegak hukum.
"Namun aparat penegak hukum juga harus jujur dan adil, jangan menjadi alat yang punya uang. Polisi adalah pelayan rakyat, bukan pelayan yang punya modal," tutur Fadli.