REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga hari terakhir, Islamic Book Fair ke-12 masih saja dipadati pengunjung. Stand-stand pameran buku yang menempati Istora Senayan tampak ramai.
Salah satu petugas penerbit Mizan, Hendi menuturkan, dalam 10 hari ini, stand-nya mampu menyedot 500 ribu pengunjung. "Untuk hari ini saja yang datang ke sini diperkirakan mencapai 200 ribu orang," ujarnya.
Menurut Hendi, Hampir tiap tahun memang seperti ini. Pengunjung biasanya lebih ramai di hari-hari terakhir pameran.
Namun, jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah pengunjung IBF kali ini relatif menurun. "Tidak semeriah tahun lalu dan 2011," ujar salah satu staf marketing Qishti Press, Bambang Risdiyono.
Jenis buku yang paling banyak diminati pada pameran kali ini masih didominasi oleh buku motivasi. "Ada sekitar 60 persen pengunjung yang menanyakan buku-buku semacam itu," ungkapnya.
IBF 2013 ditutup dengan talkshow bertajuk 'Pemimpinku Berkarakter Qurani, Perspektif Menghadapi 2014" yang digelar di Hall Istora Senayan. Dalam kegiatan tersebut, hadir beberapa tokoh selaku pembicara.
Antara lain, mantan menpora Adhyaksa Dault, Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Bachtiar Nasir, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, dan pengamat politik Burhanudin Muhtadi.
Dalam diskusi yang diprakarsai oleh Young Islamic Leaders itu, Nasaruddin mengatakan, pameran buku seperti IBF tidak bisa dipandang remeh. "Justru kegiatan ini menjadi subsistem sosial yang sangat kontributif, terutama dalam membangun kualitas umat," tuturnya.
Apalagi, tambah dia, di tengah carut-marut kehidupan politik saat ini. Sehingga masyarakat haus akan bacaan-bacaan 'penyegar'.