Rabu 13 Mar 2013 14:37 WIB

Bandara Kertajati Masih Tunggu Investor

Rep: ita nina winarsih/ Red: Taufik Rachman
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- Pemerintah pusat merencanakan pembangunan dua bandar udara (bandara) di Jawa Barat. Dari dua bandara tersebut, satu di antaranya sudah mendekati kepastian. Yakni, Bandara Kertajati, Majalengka. Sedangkan, satu bandara lainnya yaitu Bandara Karawang, statusnya masih dalam tahap wacana.

Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, mengatakan, saat ini pusat dan provinsi sedang fokus dulu pada pembangunan Bandara Kertajati. Pasalnya, bandara tersebut sudah memasuki pembahasan akhir. Tinggal menunggu action saja.

"Setelah Kertajati beres, baru kita akan membahas bandara di Karawang," ujar Heryawan, di sela-sela pelantikan Bupati/Wakil Bupati Purwakarta periode 2013-2018, Rabu (13/2).   

Intinya, tahun ini perhatian pusat dan provinsi sedang tersedot pada Kertajati dulu. Apalagi, Kertajati sudah mengantongi surat-surat resmi. Termasuk, surat keputusan dari kementerian perhubungan (Kemenhub). Adapun, anggaran pembangunan Bandara Kertajati ini membutuhkan biaya sebesar Rp 8 triliun.

Untuk investor, Heryawan menyatakan, pemerintah masih mencarinya. Masih on going process. Jadi, masih belum ada kepastian terkait dengan investor mana yang akan masuk ke Bandara Kertajati.

Terkait dengan Karawang, belum ada apa-apanya. SK juga belum ada. Dengan kata lain, Bandara Karawang itu sifatnya masih wacana. Belum ada kepastian yang jelas.

Selain bandara, sambung Heryawan, Karawang juga menjadi daerah pembangunan pelabuhan. Di banding bandara, soal pembangunan Pelabuhan Karawang jauh lebih jelas. Bahkan, saat ini sudah ada investornya. Yakni, dari Toyota. "Sepertinya, Karawang akan fokus dulu pada pelabuhan ketimbang bandaranya," papar Heryawan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement