REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Harga bawang putih diperkirakan turun pada April mendatang. Dengan adanya rencana impor sebanyak 64 ton dari pemerintah, maka suplai kebutuhan tersebut akan terpenuhi, sehingga harga pun dapat kembali normal.
Dalam acara peresmian website Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PHIPS) DIY di Pasar Ikan, Dusun Burikan, Mlati, Sleman, Kamis (14/3), Peneliti Ekonomi Madya Bank Indonesia Yogyakarta, Djoko Raharto, mengatakan dengan masuknya bawang impor, maka harga akan segera menyesuaikan. Sebab saat ini, produksi tanaman tersebut dinilai masih rendah yakni sekitar 10 persen.
“Karena itu, tim pengendali inflasi daerah DIY mendesak pemerintah segera merealisasikan impor,” kata Djoko di sela peresmian acara tersebut.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X pada mengatakan, fenomena kenaikan harga bawang putih menandai bahwa ketahanan pangan lokal masih belum optimal. Belum lagi masalah keterlambatan rekomendasi impor produk hortikultura saat pasokan domestik berkurang lantaran pengaruh iklim di musim hujan.
Menurutnya, kasus bawang putih dapat dijadikan contoh dalam operasionalisasi website PIHPS. Dengan adanya pengelolaan data historis, maka petani dapat memperoleh anjuran mengenai tanaman potensial sesuai kondisi iklim di wilayahnya masing-masing. “Untuk itu, Bank Indonesia perlu mengintegrasikan website ini di seluruh provinsi.”