Kamis 14 Mar 2013 22:35 WIB

Pemkot Depok Minta Warga Tak Ketergantungan Bawang

Rep: Alicia Saqina/ Red: Mansyur Faqih
Nur Mahmudi
Nur Mahmudi

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengimbau dan mengajak warganya untuk tidak ketergantungan dengan bawang merah dan putih. Ini menyusul meroketnya harga dua bumbu itu sepekan belakangan. 

Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan, masih ada bumbu dapur lainnya sebagai pengganti bawang merah dan putih untuk masakan. "Jangan tergantung, harga bawang merah bawang putih mahal. Mari kita selesaikan bersama," ujar Nur di Depok, Jawa Barat, Kamis (14/3).

Ia mencontohkan ketumbar sebagai bumbu pengganti bawang putih. Yaitu, dengan menggunakan ketumbang dalam jumlah lebih banyak untuk pengganti rasa dan aroma khas bawang putih. 

Ia pun mengimbau agar masyarakat berpikir kreatif dalam mengembangkan unsur bumbu dasar masakan dari jenis lainnya. "Ayo kembangkan rekayasa. Kembangkan dengan rempah lain," papar dia.

Menurutnya, masyarakat Depok juga harus mulai menanam aneka komoditi holtikultura. Seperti bawang merah dan putih di pot-pot dan pekarangan rumah. 

Nur menilai, jenis holtikultura merupakan tanaman yang sangat mungkin dibudidayakan oleh orang Indonesia. Sehingga mudah dilakukan.

Depok pun, ujar dia, sebenarnya sudah memiliki pengggiatan penanaman holtikultura sejak lama. Yaitu melalui Gerakan Perempuan Optimalisasi Pekarangan atau Kawasan Rumah Pangan Lestari. 

Mengingat bawang sedang mahal, lanjutnya, bisa dijadikan momen bagi untuk menjadi cerdas. "Ini juga merupakan tantangan untuk petani dan masyarakat berproduksi sendiri."

Tujuannya, agar Indonesia tak lagi mengimpor bawang putih dari luar. Meski pun para pedagang menilai bawang putih asal negara tetangga lebih bagus dan lebih besar ukurannya.

"Besar kecil tidak masalah, yang pentingkan rasanya," papar politisi PKS tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement