REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Etik Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Jusuf Kalla (JK) mengimbau kader-kader HMI untuk menyelesaikan konflik dengan cara-cara yang akademis. Bukan dengan cara preman.
"Kita harus lakukan dengan cara-cara akademis, siapa yang tidak setuju, sampaikan alasannya. Kalau tidak seperti itu, HMI hanya akan menjadi preman dan belum akan menjadi panutan," katanya ketika berpidato di Pembukaan Kongres HMI XXVIII di Jakarta, Jumat (15/3).
JK juga mengingatkan kader HMI untuk menempuh cara-cara intelektual dalam memecahkan masalah.
"Ketidakpuasan kader HMI harus disampaikan dengan cara-cara intelektual, jangan gunakan lempar sepatu, itu cara rendahan," lanjutnya.
Mantan wapres itu juga mengingatkan kader HMI untuk tidak menggantungkan diri kepada satu kelompok. "Kita jangan sampai outsourcing, tapi harus menyelesaikan semua sendiri."
Ketua Umum PMI itu juga meminta HMI fokus dan tetap kritis terhadap masalah-masalah kebangsaan. Hal itu sebagai kerangka mewujudkan negara makmur dan sejahtera.
HMI pun, ungkapnya, harus menjawab tantangan dengan profesional. Yakni kembali pada dasar hakiki tujuan HMI. Sehingga bisa menjalankan peran kebangsaan di tengah masyarakat.
"Mari kita kembali, tetap pada rasa korektif dan kritik terhadap siapa pun yang salah," katanya.