REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Perumahan Israel yang baru, Uri Ariel menegaskan, kabinet pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan terus memperluas pemukiman Yahudi di masa depan.
Pada sebuah wawancara di sebuah stasiun televisi Israel, Ahad (17/3) waktu setempat, anggota partai Rumah Yahudi (Jewish Home Party) itu mengatakan, wilayah yang diduduki saat ini akan terus dibangun (permukiman) sesuai dengan yang menjadi kebijakan pemerintah sejauh ini.
’’Pemerintah akan membangun Yudea dan Samaria, sama seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Saya tidak melihat alasan untuk mengubahnya,’’ ujar Ariel.
Nama Yudea dan Samaria adalah nama-nama yang ada di Alkitab. Ariel menambahkan, Israel juga berencana membangun perumahan massal di wilayah yang jarang penduduknya dalam batas kedaulatan di padang pasir Negev di selatan, dan wilayah Galilea di utara.
Pernyataan itu diucapkan Ariel menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama yang telah mendesak Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman di tanah Palestina. Rencananya Obama akan berkunjung ke Israel pada Rabu (20/3) besok.
Mayoritas negara-negara di dunia melihat pemukiman Israel ilegal berdasarkan hukum internasional. Tapi Israel membantah bahwa bangunan di daerah tersebut ilegal. Israel juga mengklaim adanya ikatan sejarah dan Alkitab mengenai Tepi Barat dan Yerusalem Timur.