Senin 18 Mar 2013 19:48 WIB

Oposisi Suriah Bentuk Pemerintahan Transisi

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Sejumlah aktivis oposisi Suriah dalam persembunyian dengan amunisi laptop dan gadget untuk menyebar informasi ke penjuru dunia
Foto: CNN
Sejumlah aktivis oposisi Suriah dalam persembunyian dengan amunisi laptop dan gadget untuk menyebar informasi ke penjuru dunia

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kelompok oposisi Suriah merencanakan kembali membentuk pemerintahan transisi untuk negera tersebut. Koalisi oposisi Suriah (SNC) akan bertemu di Istanbul, Turki, Senin (18/3), untuk memilih perdana menteri pertama mereka.

Perdana menteri terpilih nantinya punya tanggung jawab mengurusi wilayah Suriah yang diklaim menjadi wilayah oposisi. Perdana menteri juga diwajibkan membentuk pemerintahan di dalam wilayah yang sudah direbut itu.

Sedikitnya ada 12 calon potensial untuk jabatan tersebut. Mereka antara lain, adalah Osma Kadi. Nama tersebut sedang berada di Ontario, Kanada. Dia pernah menjadi penasehat ekonomi pemerintahan Suriah. Nama lainnya, adalah Ghassan Hitto. Dirinya disebut-sebut sebagai pakar teknologi yang sekarang berada di Turki setelah kabur ke Dallas dan Texas, AS.

Beberapa mantan menteri yang membelot dari kabinet Presiden Bashar al-Assad juga tercatat sebagai kandidat. Bekas Menteri Pertanian dan mantan Gubernur Provinsi Hama, Assad Asheq Mustafa, juga punya peluang yang sama. Sedangkan satu-satu nya teknokrat adalah Walid al-Zoabi. ''Mereka sedikitnya punya 15 sampai 20 tahun pengalaman di pemerintahan,'' Kata Juru Bicara SNC, Khaled Shaleh kepada Associated Press dan dilansir Times, Senin (18/3).

SNC meyakini pembentukan pemerintahan transisi ini akan meningkatkan posisi tawar oposisi kepada rezim Assad. Shaleh mengatakan, selambatnya perdana menteri akan dipilih saat Selasa (19/3) dengan mekanisme pemilihan bersama. Kata dia, sekira 72 anggota majelis umum dari anggota koalisi akan melakukan pemilihan. Pemilihan akan dilakukan dua kali jika tidak ada calon dengan 37 pemilih.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement