Rabu 20 Mar 2013 13:18 WIB

Pasek: Saya Bukan Penjilat

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Gede Pasek Suardika
Foto: Antara
Gede Pasek Suardika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrat Gede Pasek Suardika membatah tudingan Ruhut Sitompul yang menudingnya tengah mencari muka kepada ketua majelis tinggi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Pasek usulan agar SBY menjadi ketua umum berdasarkan pertimbangan hukum yang matang. "Saya bukan tipe penjilat," kata Pasek kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (20/3).

Menurutnya, UU Pemilu menjadi pertimbangan kuat untuk usulan agar SBY menjadi ketua umum. Dalam persfektif UU Nomor 8/2012 tersebut, posisi tertinggi di partai politik adalah ketua umum. Karenanya, posisi majelis tinggi tidak memiliki fungsi apa-apa di Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Karenanya, ia menilai, tudingan Ruhut justru mencerminkan ketidakpahaman Ruhut soal hukum. "Ketua majelis tinggi ketika masuk KPU, UU Pemilu, tidak ada artinya. Dia (Ruhut) tidak paham UU Pemilu. Orang hukum tapi tidak tahu UU Pemilu," lanjut Ketua Komisi III DPR tersebut.

Pasek mengatakan, pendiri partai menjadi ketua umum bukan hal terlarang. Dia mencontohkan pendiri Ormas Nasional Demokrat yang saat ini menjadi Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. 

Sebelumnya Ruhut menuding Pasek sedang mencari muka SBY. Tudingan itu lantaran Pasek mewacanakan SBY agar naik menjadi ketua umum Demokrat. "Jangan lah Pasek mencari muka SBY. Pak SBY sudah menjadi milik bangsa," katanya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement