Sabtu 23 Mar 2013 15:38 WIB

Warga Bantul Tak Terpengaruh Melambungnya Harga Cabai

Rep: Yulianingsih/ Red: Karta Raharja Ucu
  Pedagang mengemasi cabai-cabai yang dibeli pelanggannya di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/3).   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pedagang mengemasi cabai-cabai yang dibeli pelanggannya di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Melambungnya harga cabai beberapa pekan terakhir, tak mempengaruhi masyarakat Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Sebab sejak dua tahun terakhir Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mewajibkan setiap keluarga di wilayah itu menanam minimal tiga tanaman cabai di rumahnya.

"Ini kita lakukan sejak harga cabai terus naik saat pergantian musim seperti sekarang ini. Kondisi ini terjadi sejak 2010 lalu," terang Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantul, Edy Suharyanta, Sabtu (23/3).

Harga cabai rawit merah di beberapa pasar tradisional di Bantul mengalami kenaikan. Harga cabai paling pedas ini mencapai Rp 40 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 25 sampai Rp 30 ribu per kilogramya. Di pasar tradisional Kota Yogyakarta harga cabai bahkan mencapai Rp 45 ribu per kilogram.

Menurut Edy, sejak harga cabai terus bergejolak setiap tahun, pihaknya meminta warga menanam cabai di rumah dengan pot atau polybek. Jika satu keluarga menanam empat batang pohon cabai maka diperkirakan cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Dinas Pertanian Bantul sendiri sudah membagikan bibit tanaman cabai terutama cabai rawit merah kepada warga. Saat ini sudah ada minimal dua ribu keluarga yang menanam cabai di rumah dengan polybek. Kemandirian warga akan konsumsi cabai ini akan terus ditingkatkan. Apalagi luas lahan pertanian cabai di Bantul semakin berkurang.

Bahkan Pemkab Bantul sudah menawarkan ke Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) DIY menjual bibit tanaman cabai di polybek ke seluruh masyarakat DIY. Dengan begitu diharapkan masyarakat tidak akan terganggu dengan fluktuasi harga cabai. "Sejak 2010, harga cabai pada musim seperti ini selalu naik, pada pergantian musim terutama," ujar Edy.

Terlebih kebutuhan cabai DIY banyak ditopang dari Bantul, Kulonprogo dan Magelang. Luas tanaman pertanian cabai di Bantul berkurang 50 persen, dimana areal pertanian cabai di Bantul hanya 400 hektar dari sebelumnya 800 hektar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement