REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan menyatakan usulan agar Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat
Susilo Bambang Yudhoyono menjadi ketua umum semakin mengkristal. "Aspirasi dari DPD dan DPC agar Pak SBY menjadi ketua umummelalui
forum KLB (kongres luar biasa) semakin mengkristal," kata Ramadhan Pohan di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (27/3).
Ramadhan menjelaskan, sudah sebanyak 25 DPD Partai Demokrat yang menyatakan secara terang-terangan mengusung Susilo Bambang
Yudhoyono agar menjadi ketua umum. Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini memperkirakan, jika Susilo Bambang Yudhoyono sudah menyatakan
kesediaannya untuk menjadi calon ketua umum Partai Demokrat, maka kandidat lainnya dengan jiwa besar akan mundur.
"Dalam situasi seperti ini yang paling penting adalah bagaimana menyelamatkan Partai Demokrat. Saya meyakini seluruh kader ingin
menyelamatkan Partai Demokrat," ucapnya.
Ia menambahkan, dari komunikasi yang dilakukannya dengan pimpinan DPD di sebagian besar daerah di Indonesia menyampaikan aspirasinya
agar Susilo Bambang Yudhoyono memimpin Partai Demokrat. Ramadhan mengakui, wacana mengusung Yudhoyono sebagai calon ketua
umum Partai Demokrat merupakan terakhir, tapi hal ini merupakan pilihan terbaik untuk menyelamatkan partai.
"Usulan ini baru sebatas aspirasi, keputusan tergantung pada sikap Pak SBY di forum KLB," ujarnya.
Ramadhan membantah, jika usulan yang menguat agar Yudhoyono memimpin Partai Demokrat merupakan upaya dominasi politik dari
keluarga Cikeas. "Pak SBY memimpin Partai Demokrat hanya untuk mengembalikan tingkat elektabilitas yang terlanjur merosot, hingga
kongres pada 2015," tuturnya.
Ia menambahkan, nantinya pada forum kongres pada 2015 terbuka kepada seluruh kader terbaik untuk mencalonkan diri. Menurut dia,
kepentingan Partai Demokrat dalam waktu dekat adalah bagaimana mengisi jabatan ketua umum yang lowong untuk memenuhi persyaratan daftar anggota legislatif menghadapi Pemilu 2014. "Penyerahan daftar caleg ke KPU sudah mendesak. Itu saja, tidak ada hal lain," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika