REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat menyatakan mengecam pengambil alihan Republik Afrika Afrika oleh gerilyawan Seleka.
"Kami mengecam keras pengambil alihan kekuasaan yang tidak sah oleh aliansi gerilyawan Seleka, presiden yang mereka angkat sendiri Michel Djotodia, dan pembekuan konstitusi dan Majelis Nasional," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland seperti dikutip AFP, Sabtu (30/3).
Pernyataan itu mengatakan Washington tetap mengakui pemerintah persatuan nasional yang dipimpin Perdana Menteri Nicolas Tiangaye sebagai "satu-satunya pemerintah sah" di negara yang sering tidak stabil dan miskin itu.
Tiangaye diangkat berdasarkan perjanjian perdamaian Januari antara gerilyawan dan pemerintah Presiden Francois Bozize, dan mengatakan ia akan tetap dalam jabatan itu.
Gerilyawan menggulingkan Bozize dengan alasan ia tidak menghormati ketentuan-ketentuan dalam perjanjian perdamaian yang ditanda tangani di ibu kota Gabon, Libreville setelah serangan Desember lalu.
AS mendesak para pemimpin kudeta "segera menyelenggarakan satu proses terbuka dan sah untuk pemilihan presiden dan membentuk kembali satu pemerintah yang konstitusional."