Senin 01 Apr 2013 15:47 WIB

Mantan Danpuspom: Bukan Level Kopassus Serbu LP Cebongan

Polisi berjaga di pintu masuk LP Cebongan, Yogyakarta, Sabtu (23/3),
Foto: AP/Slamet Riyadi
Polisi berjaga di pintu masuk LP Cebongan, Yogyakarta, Sabtu (23/3),

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mantan Danpuspom TNI, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal menyatakan untuk sekelas Kopassus yang disegani di dunia internasional, tidak level mematikan empat orang di lembaga pemasyarakatan dengan menurunkan belasan personel.

''Kopassus itu cukup dua atau tiga orang saja (untuk suatu operasi khusus) tidak usah belas-belasan, katanya dalam konferensi persnya di Jakarta, Senin. Terlebih lagi, kata dia, tidak mungkin mengumbar banyak peluru, untuk di TNI itu prinsipnya satu peluru untuk satu nyawa.

Disamping itu terkait penggunaan senjata laras panjang AK47 yang digunakan dalam penembakan terhadap empat tersangka pembunuh anggota Kopassus, kata dia, saat ini tidak digunakan lagi di lingkungan TNI.

"Senjata AK47 itu banyak beredar, ini ada kaitannya narkoba yang melibatkan oknum tertentu," katanya.

Mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS), Laksamana Pertama TNI (Purn) Mulya Wibisono menegaskan untuk membunuh dalam suatu operasi tidak perlu menerjunkan banyak orang, tidak perlu menembakan peluru banyak-banyak bahkan tidak perlu menggunakan senjata serbu seperti itu.

"Tidak usah juga ambil CCTV kayak maling saja," katanya. Ia menjelaskan senjata yang digunakan militer itu harus punya registrasi TNI untuk dicek. "Untuk ke luar (dari gudang) sulit karena harus ada izin," katanya.

Karena itu terkait kasus Lapas Cebongan, harus ditelusuri siapa yang mensponsori pengadaan senjata itu. 

Sementara itu terkait beredarnya kronologis kasus pembunuhan empat orang itu melalui media sosial dengan penulisnya menggunakan inisial "Idjon Jambi", Syamsu Djalal menyatakan itu bisa dijadikan bahan awal investigasi kasus Lapas Cebongan. "Kronologis itu bisa dijadikan bahan investigasi awal," katanya.

Dirinya juga meyakini kronologis tersebut adalah benar setelah melihat foto-foto di dalam berita yang tersebar di media sosial itu.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement