REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komnasham menilai, jika ditarik ke belakang ada beberapa fakta yang bisa dilihat dari insiden penembakan di Lapas Cebongan, Sleman, beberapa waktu lalu. Bahwa hierarki birokrasi menjadi salah satu kata kunci yang menjadi latar insiden tersebut.
Komisioner Komnasham, Nur Kholis menjelaskan, pengusutan kasus yang menewaskan empat tahanan itu harus dilakukan dari hulu ke hilir. Dengan merunutkan semua aparatur yang tersangkut. Meski salah satu lembaga telah mengumumkan hasil investigasinya, pengusutan hierarki birokrasi masih perlu dilakukan. Mulai dari kepolisian, TNI, hingga Kementerian Hukum dan HAM yang membawahi lapas.
"Kalau mau berbenah, lihat dari konteks kacamata holistik. Anggapan penegakan hukum jangan seperti pemadam kebakaran, setelah padam lalu pergi," ujar dia di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4).
Sebelumnya, Komnasham menilai Indonesia saat ini sudah sampai pada darurat kekerasan. Pengupasan kasus kekerasan dan premanisme selama ini pun cenderung dilakukan di permukaan dan kasus per kasus saja. Tidak ada upaya pengusutan mendalam. Akibatnya, insiden kekerasan dan premanisme terus berulang bahkan lebih masif dari masa ke masa.