REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Pramono Edhie Wibowo menekankan jiwa korsa pada setiap prajurit harus tetap ada. Sebab, jiwa korsa tersebut adalah ruh dari TNI.
Menurutnya, penanaman jiwa korsa tidak salah, tetapi penerapannya harus dilihat tepat atau tidak. “Jiwa korsa itu penanamannya tidak salah karena seorang militer harus punya jiwa korsa karena itu rohnya,” katanya di Jakarta, Selasa (9/4).
Ia mencontohkan, jika ada prajurit terluka, maka prajurit yang lain harus menolong meskipun rintangannya sulit. Jika tidak memiliki jiwa korsa, maka teman prajurit yang terluka itu akan dibiarkan begitu saja. Meskipun ia juga menekankan evaluasi jiwa korsa itu dilakukan tetapi pada hal penggunannya di lapangan.
Sejauh ini, KSAD melihat prajurit TNI telah menanamkan jiwa korsa dengan tetap bertanggung jawab dengan perbuatannya dan mengakui dengan segera. Menurutnya, kejujuran prajurit dengan berani bertanggung jawab sudah sangat jarang dimiliki orang kebanyakan.
“Kejujuran prajurit, ksatria berani bertanggung jawab jarang sekarang dimiliki oleh orang Indonesia. Betul gak nih? Betul gak?” tanya adik ipar Presiden SBY itu.
Ia pun menegaskan meski kejujuran ksatria itu dimiliki, tetapi proses hukum tetap akan berjalan sebagaimana mestinya. “Kejujuran ksatria bertanggungjawab mulai langka mulai langka tapi meskipun mereka melakukan, tetap barus ada hukumannya,” katanya mengakhiri.