Ahad 14 Apr 2013 05:59 WIB

Beginilah Keprihatinan Suu Kyi untuk Muslim Rohingya

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Endah Hapsari
Aung Sang Suu Kyi
Foto: AP
Aung Sang Suu Kyi

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON---Peraih Nobel Perdamaian 1991 ini kalut. Sepekan terakhir, dirinya memobilisasi para petinggi muslim di negara bekas junta itu untuk mencari penyelesaian. Media Irrawaddy mengatakan, kesepahaman antara dirinya dan para imam muslim di Myanmar terjadi saat Senin (8/4) lalu.

 

Dikatakan, Suu Kyi akan mendesak parlemen untuk membahas persoalan kewajiban negara melindungi kelompok Islam. Kata dia, negara harus adil memberikan hak-hak bagi semua kelompok. ''Saya ingin negara ini menjadi pelindung bagi semua masyarakat dan kelompok,'' ujar dia.

Desakan Ketua Komite Hukum Majelis Rendah (DPR) Myanmar ini adalah terkeras terkait sentimen keberagamaan di Myanmar. Selama ini Suu Kyi cenderung tutup mulut melihat berbagai tindakan tidak manusiawi yang dilakukan pemerintah ataupun kalangan agamawan Buddha terhadap Muslim Rohingya.

Sensus 1990-an Myanmar mencatat tidak kurang dari 800 ribu Muslim Rohingya di negara itu. Pemerintahan meyakini populasi mereka semakin membengkak. Hal ini memicu kecemasan dan lantaran pemerintah menganggap Muslim Rohingya bukanlah penduduk Myanmar.

Alasan tersebut membuat Pemerintahan di Yangon, tidak mengakui Muslim Rohingya sebagai warga negara. Presiden U Thein Sein bahkan mengancam akan mengusir keberadaan kelompok yang di akui PBB sebagai etnis paling tertindas di dunia.Sedangkan bagi Buddha, membengkaknya populasi Muslim Rohingya dianggap ancaman bagi pemeluk Buddha. Baru-baru ini, pengakuan seorang pemimpin Biksu Myanmar mengatakan, akan melakukan segala cara untuk membasmi Muslim Rohingya dari negara itu.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement