Senin 15 Apr 2013 11:03 WIB

Jumlah Maskapai Lion Tak Sebanding dengan Pengawasan

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Pesawat Lion Air JT-960 rute Bandung-Denpasar yang gagal mendarat di bandara Ngurah Rai tampak dari dari udara, di Denpasar, Bali, Sabtu (13/4).
Foto: FOTO ANTARA/Kapten laut Oscar Johanes Novie/ss/ama/13
Pesawat Lion Air JT-960 rute Bandung-Denpasar yang gagal mendarat di bandara Ngurah Rai tampak dari dari udara, di Denpasar, Bali, Sabtu (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jatuhnya Pesawat Lion Air di Laut Bali bukan yang pertamakali. Lion Air sudah mengalami kecelakaan 20 kali dalam sepuluh tahun terakhir.

Ketua Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo menjelaskan, dari sisi makro, kecelakaan tersebut akibat banyaknya jumlah pesawat yang tidak diimbangi oleh petugas inspektorat pengawasan dari Kementerian Perhubungan. 

"Karena jumlah pesawat dan rute yang terus naik dari Lion Air, maka pengawasan menjadi lemah,"ujarnya, saat dihubungi Republika, Senin (15/4). Dengan kasus di Denpasar, ujarnya, pemerintah harus ekstra hati-hati dalam mengawasi Lion Air.

Meski kerap dirundung musibah, ekspansi Lion Air terus bertambah. Menurutnya, jumlah armada Pesawat Lion Air pun sudah lebih banyak dari Garuda.

Beberapa pesawat yang ada dalam daftar armada Lion Air adalah B737-900ER, B737-300ER, B737-400ER,MCDONNEL DOUGLAS MD-90, B737-800NG. Pesawat terakhir merupakan jenis pesawat yang jatuh di Bali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement