Senin 15 Apr 2013 22:26 WIB

Afghanistan Tingkatkan Penanaman Pohon Pembuat Heroin

Ladang opium di Afghanistan
Ladang opium di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Tergiur tingginya harga jual, tahun ini para petani Afghanistan akan meningkatkan penanaman pohon opium, bahan dasar pembuat heroin.



Afganistan memasok sekitar 80 persen opium dunia yang menjadi bahan baku pembuatan heroin. dan ekonomi yang disokong dari jenis tanaman poppy itu guna menopang kebutuhan perang selama 12 tahun.



PBB, Senin (15/4) melaporkan, masa depan yang tidak pasti di Afghanistan, pascaditariknya pasukan asing dari negara bergejolak itu pada 2014 mendatang, menjadi salah satu pemicu peningkatan penanaman opium.



Kantor PBB Untuk Kejahatan dan Obat Terlarang (UNODC) mengatakan, laporan terakhir itu menunjukkan kaitan yang erat antara ketidakamanan, bantuan pertanian yang kurang dan penanaman candu.



"Desa-desa yang tingkat keamanannya buruk dan tidak mendapat bantuan pertanian, agaknya akan menanam candu pada 2013, dibandingkan desa yang tingkat keamanannya bagus dan menerima bantuan," isi laporan tersebut seperti dinukil dari Reuters.



Berdasarkan laporan UNODC dan Kementerian Anti Narkoba Afganistan, 12 provinsi diperkirakan akan menunjukkan peningkatan tanaman candu tahun ini. Daerah tersebut termasuk wilayah selatan di provinsi Kandahar dan Helmand, yang dikuasai gerilyawan Taliban. Itu akan melanjutkan panen yang buruk tahun lalu akibat gangguan cuaca dan penyakit tanaman candu.



Helmand diduga akan tetap menjadi provinsi terbesar penghasil candu di negara itu. "Harga candu, meskipun lebih rendah dari 2010 dan 2011, masih tetap lebih tinggi dibandingkan harga tahun 2005 dan 2009, membuat tanaman candu menarik bagi petani," sebutnya.



Tiga provinsi, yakni Balkh, Faryab dan Takhar, mungkin akan kehilangan status bebas-candu kecuali penghapusan diterapkan. Penanaman candu diperkirakan menurun di satu provinsi, Herat. Sedangkan di tujuh provinsi lainnya tidak mengalami perubahan berarti.



UNODC pada 2011 memperkirakan perdagangan candu memberi penghasilan bagi Taliban sebesar 700 juta dolar AS, naik 200 juta dolar dari dasawarsa sebelumnya, sedangkan para penyelundup memperoleh miliaran lebih.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement