REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemdikbud mengaku sudah melihat gejala kalau PT Ghalia Indonesia Printing tak dapat memenuhi target cetak soal ujian nasional (UN). Setidaknya, sudah terlihat sejak pemantauan Inspektorat Jendral Kemendikbud.
Namun, kabar tidak mampunya perusahaan percetakan yang memenangkan tender sebesar Rp 22 miliar tersebut untuk mencetak soal UN bagi wilayah Indonesia tengah diketahui H-2 UN atau Sabtu (13/4).
"Kami fokus pada pengawasan enam percetakan yang memenangkan tender. Tapi, dari pemantauan PT Ghalia ini sepertinya tidak akan selesai," kata Inspektur IV Inspektorat Jendral Kemdikbud Amin Priatna di Jakarta, Senin malam (15/4).
Kementerian, lanjutnya, mulai melakukan investigasi terhadap PT Ghalia Indonesia Printing. Ini terkait keterlambatan pencetakan soal Ujian Nasional (UN) untuk zona Indonesia tengah yang menjadi tanggung jawab perusahaan tersebut.
"Kami sudah memantau ke sana. Dari sisi tempat dan peralatan cukup memadai untuk ukuran perusahaan percetakan nasional. Tapi, barangkali masalah teknis dan manajemen SDM-nya perlu diperbaiki," tambahnya
Ia menuturkan, PT Ghalia Indonesia Printing bertanggung jawab atas pencetakan soal UN di 11 provinsi wilayah Indonesia tengah. Namun, karena kesalahan teknis yang terjadi pada perusahaan percetakan yang terletak di Bogor itu membuat pelaksanaan UN di 11 provinsi tertunda.
"Mudah-mudahan, Kamis besok (18/4), UN di 11 provinsi tadi dapat terlaksana," harap Amin.