Kamis 18 Apr 2013 18:22 WIB

Kapal Nelayan Cilacap Tenggelam, 58 ABK Hilang

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID,  CILACAP -- Sebanyak empat kapal pencari ikan asal Cilacap, tenggelam di perairan dalam Samudra Hindia.

Akibat kejadian terseut, diperkirakan sebanyak 58 ABK hilang. Peristiwa tenggelamnya keempat kapal tersebut, terjadi Rabu (10/4) pekan lalu.

''Kita sebenanya sudah mendengar informasi tersebut sejak pekan lalu. Tapi kepastian kejadiannya, baru kita dapat belum lama,'' kata Manajer Koperasi Nelayan Mino Saroyo, Untung Jayanto, Kamis (18/4).

Dia menyebutkan, keempat kapal nelayan jenis longline dengan bobot mati di atas 30 Grosston tersebut, tenggelam di perairan selatan Sumatra. ''Informasinya kapal tersebut tenggelam karena dihempas gelombang tinggi dan angin kencang yang datang tiba-tiba,'' jelasnya.

Sedangkan jumlah awak dari keempat kapal tenggelam tersebut, dilaporkan sebanyak 72 ABK (Anak Buah Kapal). Dari jumlah awak sebanyak itu, 14 ABK berhasil menyelamatkan diri dengan berpegangan pada pelamung atau berbagai alat yang mengapung di permukaan air, sedangkan 58 ABK lainnya hilang.

Mantan Ketua Asosiasi Pengusaka Kapal Penangkap Ikan Cilacap, Sanpo, mengakui adanya kejadian itu. Menurutnya, keempat kapal itu memang milik dua orang pengusaha kapal di Kota Cilacap. Namun awak kapalnya, tidak ada yang berasal dari Cilacap. ''Kebanyakan ABK-nya, berasal dari Pemalang dan Tegal,'' jelasnya.

Keempat kapal itu, berangkat dari Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap (PPSC), sekitar dua bulan silam. Dari keempat kapal tersebut, tiga kapal merupakan jenis kapal longline untuk menangkap ikan jenis tuna, sedangkan satu kapal lainnya merupakan kapal jenis pursuim yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan jenis Cakalang.

Namun ketika sedang menangkap ikan di perairan selatan Sumatra, kapal ini dihantam gelombang tinggi dan angin kencang. ''Kemungkinan angin dan gelombang itu datangnya mendadak sehingga ABK di keempat kapal tersebut tidak bisa menyelamatkan diri. Biasanya kalau penyebabnya adalah cuaca buruk, nelayan akan bisa menyelamatkan diri lebih dulu dengan mendekatkan kapalnya ke pulau-pulau kecil yang ada di tengah samudra,'' jelasnya

Dia juga membantah bila kapal-kapal tersebut tenggelam di sekitar perairan Pulau Christmas yang masuk teritori Australia. ''Nelayan kita tidak ada yang berani kalau sampai masuk ke wilayah perairan negara lain,'' katanya.

Setelah kejadian itu, dia mengakui memang hanya 14 orang ABK yang berhasil menyelamatkan diri, kemudian diselamatkan oleh kapal nelayan lain asal Cilacap yang melakukan pencaian di sekitar wilayah perairan itu. Ke-14 nelayan yang berhasil diselamatkan tersebut, sudah kembali ke Cilacap. ''Mereka sudah sampai di Cilacap kemarin,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement