REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepolisian Republik Indonesia (Polri) selama ini mengaku telah memerhatikan kinerja media massa dalam pemberitaan setiap hal di Indonesia. Hasilnya, mereka merangkum tiga kesimpulan atas sepak terjang media massa selama ini.
Pertama menurut Polri media massa, seperti apapun niatan dalam membangun rasa jurnalistik yang independen tetap saja faktor ekonomi ikut memengaruhi.
Media yang didanai sebuah perusahaan tentu akan memikirkan bagaimana cara meraup keuntungan dari sisi finansial guna memberikan kehidupan bagi pegawainya.
Kedua, rasa ingin berlomba-lomba untuk saling mengunguli satu media dengan lainnya sangat kentara terlihat, sehingga terkadang beberapa kaidah tidak diperhatikan wartawan.
"Lalu terakhir media sepintas terlihat selalu mendukung siapapun yang berani lantang bicara. Tentu tiga hal ini menjadi perhatian dan terus Polri sesuaikan dengan prinsip institusi kami," ujar Kepala Biro Pengawasan Penyidikan Bareskrim Polri Brigjen Ronny Sompie di gedung PTIK, Jakarta, Senin (22/4).
Ia mengatakan, meski secara teori kinerja media yang mereka simpulkan sendiri ini tak akan berkorelasi dengan meraka, Polri selalu siap menyesuaikan. Hal itu menurutnya demi keterbukaan informasi dari kepolisian kepada masyarakat.
Namun Ronny berujar terkadang kala polisi sedang terbentur sebuah masalah hukum media massa memosisikan diri sebagai penyampai berita buruknya saja. Sehingga setiap hal itu terjadi polisi mampu menarik satu kesimpulan, latar belakang media serta track record-nya perlu dipelajari kepolisian.
Dengan fakta ini, jenderal bintang satu ini mengaku sempat khwatir, petugas polisi malah menjadi segan dan tertutup dalam menyamapaikan informasi hanya karena takut dikorek-korek oleh awak media.
"Ini yang harus diperhatikan seksama dari media massa dalam pemberitaan. Kita harus salling melihat (mengawasi)," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Wakpolri Komjen Nanan Soekarna menegaskan tak ada ruang bagi petugas polisi untuk takut berhadapan dengan media sebagai penyambung kebenaran.
Dia berujar, meski terkesan media mampu menjadi penyebar informasi keburukan polisi, ia meminta polisi jangan takut. Ia melarang petugas polisi menaruh rasa segan kepada media hanya karena petuga tersebut menutupi sesuatu.
Oleh karena itu menurutnya, polisi wajiba bersih dalam segala hal sehingga tak takut untuk berbicara lantang mengenai apapun di depan wartwan.
"Kenapa takut kalau kita bersih. Oleh sebab itu pelihara selalu diri agar terhindar dari godaan dalam membuat kesalahan yang merugikan diri dan nama baik institusi," pesan mantan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri ini.