Rabu 08 May 2013 11:35 WIB

Ical dan Presiden SBY Bahas Soal Subsidi BBM

Presiden SBY
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Presiden SBY

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie untuk membahas mengenai subsidi bahan bakar minyak (BBM).

"Kita ingin membicarakan mengenai masalah tentang subsidi BBM. Saya diundang sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Partai Golkar merasa subsidi BBM itu tidak tepat sasaran karena 80 persen dari subsidi BBM itu yang menikmati orang menengah ke atas hanya 20 persen yang dinikmati rakyat kecil," kata Aburizal.

Mantan Menko Perekonomian di periode pertama pemerintahan Yudhoyono itu mengatakan jika subsidi BBM harus diarahkan pada subsidi langsung kepada masyarakat yang miskin, sedangkan masyarakat yang kaya dan menengah tidak layak mendapatkan subsidi BBM.

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah telah membahas kebijakan untuk mengurangi subsidi BBM yang dirasa memberatkan keuangan negara.

Sejumlah opsi telah dilontarkan hingga akhirnya mengerucut pada satu opsi yaitu kenaikan harga. Pemerintah memutuskan jika kebijakan kenaikan harga hanya dapat diterapkan apabila ada kebijakan kompensasi, guna melindungi rakyat miskin dari dampak kenaikan harga BBM.

Namun, sejumlah tokoh sempat menyuarakan ketidaksetujuannya pada sistem bantuan langsung tunai sebagaimana yang pernah dilakukan pada beberapa waktu lalu.

Saat ditanya sikap Partai Golkar terhadap peluang pemberian kompensasi bagi rakyat miskin berupa bantuan tunai, Aburizal mengatakan bahwa Partai Golkar setuju pada kompensasi jangka pendek untuk menahan gejolak kenaikan harga yang nantinya akan dirasakan masyarakat.

"Saya katakan bahwa harus ada kompensasi jangka pendek, apakah nanti BLSM (bantuan langsung sementara masyarakat), apakah tambahan beras miskin, itu nanti kita diskusikan kembali," ujarnya, menambahkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement