REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) akan mengadakan dialog untuk membahas makna kata Terorisme yang cenderung mengarah ke salah satu agama tertentu.
Dialog nasional bertema 'Menjaga Keutuhan NKRI dari Serangan Terorisme, Korupsi, dan Narkoba' ini menggandeng sejumlah Ormas.Termasuk mengundang Ormas dari luar LPOI, yang akan menekankan pembahasan pada perluasan makna terorisme.
Sekretaris Umum LPOI Lutfi A. Tamimi mengatakan, dialog yang akan diselenggarakan di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu, 11 Mei 2013 ini, rencananya akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono."Semua Ormas kami undang, termasuk yang ada di luar LPOI," kata Lutfi, Kamis (9/5).
Terkait dilibatkannya Ormas Islam di luar LPOI, di antaranya Front Pembela Islam (FPI) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Lutfi menjelaskan, dimaksudkan untuk tercapainya persamaan persepsi mengenai makna terorisme.
Kegiatan dialog ini juga berkeinginan menghapuskan stigma di masyarakat bahwa terorisme adalah ajaran Islam. "Kami ingin tegaskan terorisme bukan ajaran Islam, dan untuk itu seluruh Ormas Islam kami libatkan. Ada kejahatan korupsi dan narkoba yang juga menjadi ancaman bangsa, dan itu layak disebut terorisme," ujarnya.
Dialog ini juga akan menghadirkan sejumlah tokoh nasional sebagai narasumber, yaitu Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Djoko Suyanto, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Wakil Ketua Umum PBNU H. As'ad Said Ali, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua BNPT Ansyad Mbai, dan Ketua Umum DPP Granat Henry Yosodiningrat.