Jumat 10 May 2013 15:13 WIB

Terduga Teroris Angga Tinggalkan Lima Anak

 Aparat kepolisian melakukan penggeledahan di rumah kontrakan terduga teroris di Jl Arumsari 7, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, Kamis (9/5).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Aparat kepolisian melakukan penggeledahan di rumah kontrakan terduga teroris di Jl Arumsari 7, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, Kamis (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Terduga teroris Budi Syarif alias Angga asal Banjaran Bandung yang tewas dalam baku tembak dengan Tim Densus 88 Anti Teror di Cigondewah meninggalkan lima anak yang masih kecil.

"Ya.. adik saya putranya lima, fokus saya saat ini menjaga mereka agar tidak syok," kata Heri, Kakak Angga di rumahnya di Banjaran Kabupaten Bandung, Jumat.

Menurut Heri, Budi yang berusia setahun lebih muda darinya itu menikah dengan gadis asal Magelang, Ina (29) dan dikaruniai lima orang anak.

Menurut dia, keluarga sangat terpukul dengan peristiwa dan keterlibatan adiknya dalam jaringan terduga teroris itu. Keluarnya syok dengan kejadian ini dan tidak menyangka adiknya yang sempat hilang kontak dalam beberapa bulan terakhir ini terlibat jaringan itu. "Kami terkejut sekali," kata Heri.

Selain Heri, ayahnya Suparman, ibunya Ny Euis dan adik iparnya Ina juga telah dimintai keterangan oleh polisi, tepat pada Hari Rabu atau kejadian pengeggerebekan di daerah Cigondewah itu.

"Hari-hari ini kami mencoba untuk tidak larut, dan kami akan kooperatif dengan polisi. Kami berduka, meski hingga hari ini belum melihat jenazah adik saya," kata Heri.

Ia menyebutkan, hanya tahu adiknya bekerja di Jakarta, dan tidak menyanga terlibat jaringan itu. Ia tak menyangka karena sebelumnya tidak ada tanda-tanda keterlibatannya dengan jaringan terorisme.

"Beberapa bulan sebelum berangkat bahkan sempat membagi-bagikan alat sekolah, tas, buku dan pulpen kepada anak-anaknya serta keponakannya. Kepada keluarga ia sangat baik," kata Heri.

Terkait langkah berikutnya, ia menunggu dari Mabes Polri untuk bisa melihat dan memastikan jenazah adiknya itu. Karena selama ini ia hanya mendapat dari informasi dan data dokumen di polisi. "Melihat langsung belum," katanya.

Untuk sementara, keluarga besarnya berkumpul di rumah pensiunan BUMN tersebut di Gg Kelana Banjaran Wetan, sekaligus mempersiapkan langkah-langkah berikutnya, termasuk rencana pengambilan dan pemakaman jenazah.

"Untuk pemakaman masih kami musyawarahkan di keluarga, masiha da proses yang harus kami urus. Namun nggak tahu di Arjasari atau di Pangalengan pemakamannya. Nanti akan saya urus setelah ada kepastian dari Mabes Polri," kata Heri menambahkan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement