REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan teroris yang baru-baru ini ditangkap Densus 88 ternyata juga pelaku perampokan di sejumlah bank. Dana dari hasil merampok itu akan digunakan untuk membiayai pelatihan militer bagi kader-kader mereka.
"Memang untuk itu (pelatihan militer). Terbukti mereka mencari uang untuk danai latihan," ujar Ketua Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Ansyad Mbai, di sela-sela acara Dialog Ormas-Ormas Islam dalam Mempertahankan NKRI. Menurutnya, dana itu nantinya akan digunakan untuk membeli peralatan militer seperti senjata dan bahan baku bom.
Dia juga mengatakan, jaringan teroris yang baru-baru ini ditangkap beberapa orang di antaranya adalah pemain lama. Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat berhati-hati terhadap tindakan terorisme. Sebab, kata dia, terorisme meruapakan ancaman yang serius.
Seperti diketahui, baru-baru ini Densus 88 telah menangkap 24 orang teroris di berbagai wilayah di Indonesia. Mereka adalah anak buah dari Abu Roban, teroris yang telah dicari sejak 2012. Kelompok teroris ini diketahui pernah melakukan perampokan di BRI Batang senilai 790 juta, BRI Grobokan senilai 630 juta, dan BRI Lampung senilai 460 juta.