Ahad 12 May 2013 16:34 WIB

'Bangsa Ini Memerlukan Adik-adik PII'

Rep: Ahmad Baaras/ Red: Djibril Muhammad
Pelajar Islam Indonesia
Foto: PII
Pelajar Islam Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Alumni Pelajar Islam Indonesia atau yang dikenal dengan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) menggelar diskusi Hari Bangkit (Harba) PII.

Diskusi berlangsung di Denpasar, Ahad (12/5), menghadirkan mantan Ketua Umum Pengurus Wilayah (PW) PII Bali, H Usman Sahib Rafick SS sebagai pembicara.

Dalam pemaparannya, Rafick mempertanyakan, ke mana PII sekarang ini, karena kiprahnya kurang terdengar. Padahal bangsa dan seluruh rakyat Indonesia menanti kehadiran para pelajar Islam yang menjunjung tinggi idealisme keislaman dalam gerakannya.

"PII berprinsip, senantiasa mengutamakan kepentingan yang menguntungkan secara ideologis, dan meninggalkannya bila merugikan secara ideologis," kata US Rafick.

PII, kata dain, ikut menentang kembalinya agresi penjajah Belanda ke Indonesia, begitu juga ikut menumpas pemberontak-pemberontak PKI. PII kata Rafick, selalu tampil, saat bangsa dan negara memerlukannya. "Saat ini bangsa ini memerlukanmu, wahai adik-adik PII," ujarnya.

PII menggunakan istilah kebangkitan untuk menyebut  kelahirannya. Organisasi pelajar Islam yang lahir 4 Mei 1947 itu, kelahirannya diarsiteki tokoh-tokoh pelajar Islam, antara lain yakni Anton Timur Zaelani, Yusdi Gozali,

Ibrahim Zarkasyi, dan A Fatah Permana. PII lahir untuk menjembatani dikotomi antara pelajar pesantren dan pelajar umum saat itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement