REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyatakan bahwa terduga teroris Nu'aim Baasyir yang ditangkap di Joyontakan RT 3 RW 4 Serengan, atau tepatnya di depan Ponpes Al Quran Ibadurrahman Solo, Selasa petang (14/5), berperan memasok senjata kepada teroris.
"Dia ini (Nu'aim, red) termasuk memiliki peran dalam pembelian senjata bersama kelompok Abu Roban dan Wiliam Maksum," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Rabu.
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap Nu'aim Baasyir yang merupakan keponakan Ustad Abu Bakar Baasyir. "Jadi ini proses pengembangan pemeriksaan terhadap Wiliam Maksum yang saat ini ditahan di Densus 88 Anti Teror," tutur Boy.
Saat ini, sudah 25 orang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Anti Teror, di mana tujuh terduga teroris tewas tertembak yakni Abu Roban, Bastari, Toni, Bayu alias Ucup, Budi alias Angga, Junet alias Encek dan Sarame.
Pemeriksaan secara fisik yang dilakukan oleh tim "Disaster Victim Identification" (DVI) terhadap tujuh jenazah terduga teroris sudah selesai dilakukan pemeriksaan dan masih menunggu data pembanding dari keluarga.
"Permasalahannya yang perlu disampaikan bahwa saat ini tim DVI masih menunggu informasi data khususnya data pembanding terkait pemeriksaan DNA jenazah tujuh terduga teroris," tutur Boy.
Boy mengatakan bahwa Polri bersedia mengirim jenazah para terduga teroris ke tempat masing-masing sesuai kehendak keluarga atau bila diminta untuk dikubur di pemakaman Pondok Rangon, Jakarta.