REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Lebih dari 1,5 juta warga Suriah meninggalkan negara dilanda perang tersebut, kata laporan badan PBB untuk pengungsi (UNHCR) pada Jumat (17/6). UNHCR mengatakan angka tersebut masih belum pasti karena data tersebut hanya mencatat yang mendaftar pada badan bantuan.
Juru bicara UNHCR Dan McNorton mengatakan sekitar 250 ribu warga Suriah terdaftar setiap bulan. "Pengungsi itu mengatakan, peningkatan bentrokan dan perubahan kendali atas kota dan pedesaan, terutama di kawasan konflik, mengakibatkan lebih banyak lagi warga sipil yang memutuskan untuk pergi," kata McNorton.
"Selama empat bulan terakhir kami melihat situasi yang merosot tajam dibandingkan 20 bulan sebelumnya," tambahnya.
McNorton menegaskan jumlah pengungsi yang sebenarnya bisa lebih tinggi dari 1,5 juta. "Ini karena beberapa warga enggan mendaftar," katanya. Menurutnya hal itu salah satunya disebabkan rumor yang menyebutkan jika mendaftar pengungsi akan menghadapi risiko keamanan.
Warga Suriah mulai mengalir meninggalkan negaranya sejak Maret 2011, ketika serangkaian protes melawan rejim Presiden Bashar al-Assad memicu pemberontakan bersenjata.
Jumlah pengungsi melonjak karena konflik semakin memburuk menjadi perang sipil, dan mencapai satu juta pengungsi pada Maret tahun ini.