REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Keterlibatan petugas lapas dalam peredaran narkoba di lingkungan bisa terjadi pada petugas di level paling bawah hingga kepala lapas. Ini akibat sikap petugas lapas yang bersangkutan yang cenderung permisif dan komersil terhadap pelangggaran yang terjadi di dalam lingkungan lapasnya.
"Ini sudah saya buktikan dalam penelusuran peredaran narkoba di lingkungan lapas selama ini," ujar Deputi Pemberantasan BNN, Benny Mamoto, di Semarang, Kamis (23/5).
Selama ini, keterlibatan petugas lapas lebih dipengaruhi faktor individu masing- masing saat berhadapan dengan pelanggaran di dalam lapas.
"Bagaimana seorang kepala lapas mengizinkan atau melakukan pembiaran terhadap hal ini (peredaran narkoba-red)," jelasnya.
Karena itu, ungkap Mamoto, perlu pengawasan ekstra-ketat dan penegakan hukum yang tegas. Sehingga tindakan yang diambil atas pelanggaran narkoba oleh lingkungan lapas ini memiliki efek jera.
Mestinya, lanjut dia, diterapkan ketegasan. Misalnya, jika ada napi yang kedapatan membawa handphone, maka remisinya langsung dicabut. Dengan begitu, napi yang bersangkutan akan merasa takut jika melakukannya.
Tapi, masalah menjadi lain jika temuan ini justru ditransaksikan oleh oknum petugas lapas yang nakal. Ini yang membuat kasus peredaran narkoba di lingkungan lapas terus berulang.
"Umumnya hal- hal seperti ini yang jamak kita dapati di balik keterlibatan orang dalam pada peredaran narkoba dalam lingkungan lapas," tegas Mamoto.