REPUBLIKA.CO.ID, Dalam satu wawancara ABC dengan Jonah Wenda, Juru Bicara sayap militer Organisasi Papua Merdeka menyebut unit anti terorisme kepolisian dan militer Indonesia telah melakukan pembunuhan massal yang mengakibatkan 11 tewas dan 20 lainnya menghilang.
Namun, juru bicara Kepolisian Daerah Papua, I Gede Sumerta melalui telepon kepada Radio Australia, Jumat (24/5) menegaskan hal tersebut merupakan kabar bohong.
Dia juga mengkonfirmasi bahwa tidak ada operasi gabungan militer sepanjang bulan April lalu dimana dikatakan peristiwa pembunuhan terjadi. “Itu omong kosong. Kalau itu terjadi pasti akan heboh seantero jagat,”katanya.
Dia menyebutkan nama nama korban dan gambar yang dikirimkan oleh Jonah Wenda bisa jadi merupakan korban dari perang antar suku. “Jangan-jangan diperoleh dari korban perang suku. Bisa saja karena kalau di Pegunungan Tengah itu kan banyak terjadi perang suku,” jelasnya.
ABC menerima sejumlah gambar mengerikan yang dikirimkan lewat email, seperti halnya wawancara dengan Jonah juga dilakukan melalui email. Jonah Wenda dalam pertukaran teks sempat menulis soal kondisi para korban. "TNI dan polisi melakukan ini. Mereka ditangkap dari tempat yang berbeda seperti sekolah, taman, di jalan dan bahkan diambil dari rumah mereka dan membunuh mereka dan melemparkan mereka di semak-semak, pinggir jalan dan melalui di sungai."
Dari laporan ini tak satu pun dari klaim soal korban dapat diverifikasi.