REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Pertahanan Iran, Sabtu waktu setempat, berkeras bahwa negaranya tidak pernah mengirim pasukan militer ke Suriah. Ini sebagai bantahannya atas tuduhan pihak Barat yang menyokong pemberontak Suriah.
"Republik Islam Iran tidak pernah mengirim pasukan militer ke Suriah dan tidak akan pernah melakukannya," kata Ahmad Vahidi dalam sebuah siaran pers yang disiarkan oleh media setempat. "Iran tidak setuju dengan pengiriman tentara ke Suriah karena kebijakannya mendukung resolusi konflik."
Teheran sebaliknya menyeru untuk mencari solusi politik guna mengakhiri perang yang diperkirakan telah merenggut 94.000 nyawa semenjak 2011 silam.
pemimpin Pasukan Pengawal Revolusi Iran, Mohammad Ali Jafari, sebelumnya pernah mengatakan bahwa sejumlah anggota operasi luar negeri Iran, unit Pasukan Quds, berada di Suriah. Namun, mereka hanya memberi konsultasi dan masukan kepada pemerintah setempat.
Sejumlah negara Barat dan Liga Arab menuduh Iran telah memasok senjata dan tentara untuk membantu militer Suriah.
Salah seorang pejabat tinggi Amerika Serikat, Selasa (21/5), mengatakan bahwa Iran bekerja sama dengan sekutu mereka kelompok Syiah Lebanon, Hizbullah, untuk mengambil alih pangkalan oposisi pemberontak di Qusayr dekat perbatasan Lebanon.