REPUBLIKA.CO.ID, BRADFORD -- Muslim Bradford tak berdiam diri melihat peningkatan ekskalasi serangan Islamofobia di Inggris. Untuk itu, mereka buka pintu masjid selebar-lebarnya kepada mereka yang ingin mengetahui apa pandangan Islam soal serangan terhadap tentara di Woolwich.
"Kami menyadari, serangan Woolwich itu menyeramkan. Tapi kami tidak diam saja. Kami harap dan berdoa itu tidak terulang," ungkap Imam Masjid Hanifia, seperti dikutip The Telegraph and Argus, Senin (3/6).
Melalui acara United We Stand, Muslim Bradford mengundang 400 orang dari berbagai agama dan ras untuk datang ke masjid. Mereka lalu diajak untuk berdiskusi soal ajaran Islam. "Yang ingin katakan dalam acara ini, kami tidak membenarkan serangan itu atas nama Islam," kata dia.
Menurut Ali, umat Islam sejak lama telah mencoba untuk memperkenalkan ajarannya. Tentu, usaha itu akan diperkuat dengan harapan masyakarat Inggris tidak berpandangan keliru tentang Islam dan Muslim.
Tak hanya di Bradford, langkah serupa juga dilakukan setiap masjid di Inggris. Di London, Masjid London Utara mengelar diskusi yang melibatkan kelompok sayap kanan Liga Pertahanan Inggris (EDL). Dalam menyambut tamunya itu, Muslim London sajikan teh dan biskuit.
"Kami selalu mencoba membuka diri. Integrasi bagi Muslim Inggris sangat penting," kata dia.