Rabu 05 Jun 2013 12:43 WIB

Awas Ilmu Santet Dikhawatirkan Menyebar di Pasifik

Red:
Ilmu Hitam (ilustrasi)
Ilmu Hitam (ilustrasi)

CANBERRA --Ilmu santet, teluh dan ilmu hitam lainnya diduga sudah menyebar di kawasan Pasifik khususnya Papua Nugini.

Sejumlah ahli budaya Melanesia mengatakan serangan dan pembunuhan yang berhubungan dengan ilmu hitam saat ini meningkat dan mungkin menyebar dari Papua Nugini ke wilayah lainnya di Pasifik.

Sebuah konferensi yang membicarakan pembunuhan yang berhubungan dengan ilmu hitam sedang berlangsung di ibu kota Australia, Canberra.

Beberapa ahli mengatakan jumlah pembunuhan meningkat di Papua Nugini. Pemerintah Papua Nugini saat ini sedang membuat aturan dan langkah hukum untuk mengantisipasi serangan ilmu hitam itu.

Lawrence Foana'ota dari Museum Nasional Kepulauan Solomon mengatakan ilmu hitam di negaranya telah dipraktikkan sejak lama, tapi kini berubah karena pengaruh dari kawasan.

"Ada beberapa tren yang datang dari negara-negara Melanesia lainnya, seperti Papua Nugini, yang kini terjadi di Solomon...dan saya yakin ini juga terjadi dalam dunia ilmu hitam," katanya.

Ahli tersebut khawatir bahwa rasa takut dan tidak stabil yang disebabkan oleh kepercayaan atas ilmu hitam memperlambat pembangunan. Konferensi mengenai ilmu hitam tersebut akan mendiskusikan bagaimana keretakan masyarakat, balas dendam dan budaya Barat menjadi beberapa penyebab peningkatan pembunuhan tersebut di Papua Nugini.

Pendeta Jack Urame dari Melanesian Institute mengatakan pemimpin agama juga bisa bertindak lebih banyak.

Papua Nugini telah mengabaikan kritik internasional dengan memberlakukan kembali hukuman mati untuk mengatasi kejahatan brutal, termasuk ilmu hitam. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa telah mengritik pemberlakuan hukuman mati tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement