Rabu 12 Jun 2013 21:24 WIB

Polwan Dilarang Berjilbab, Polri Diminta Tak Kaku

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah anak berjilbab mengenakan seragam Polwan mengikuti kegiatan Lomba Polisi Cilik  dalam rangka Hari Bhayangkara ke-67 di Blok M Square, Jakarta Selatan, Sabtu (8/6).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah anak berjilbab mengenakan seragam Polwan mengikuti kegiatan Lomba Polisi Cilik dalam rangka Hari Bhayangkara ke-67 di Blok M Square, Jakarta Selatan, Sabtu (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Dakwah Kampus Universitas Negeri Yogyakarta (LDK UNY), Fery Subakti, mengecam sikap Mabes Polri yang melarang polwan memakai hijab.

Menurutnya, aturan semacam itu sudah hal yang sangat usang. "Dulu ketika Indonesia dikuasai oleh orang-orang sekuler, memang hal-hal semacam ini sering terjadi. Tapi sekarang situasinya sudah berubah. Pelarangan itu sudah tidak lagi sesuai dengan kondisi sekarang," tuturnya.

Menurut Fery, seharusnya pemerintah bisa mengapresiasi setiap umat beragama untuk menjalankan perintah agamanya tanpa ada larangan. Dalam iklim demokrasi, menurut Fery, apa yang dilakukan oleh Mabes Polri menunjukkan adanya upaya pemaksaan kehendak.

"Berarti mereka sebenarnya sudah menodai demokrasi yang diagung-agungkan itu," ujarnya.

Fery menyebut, setiap aturan yang dibuat manusia tentunya tak ada yang sempurna dan sifatnya baku. Jadi aturan yang telah melarang polwan berjilbab itu sudah sepantasnya untuk diubah. "Jadi tak perlu harus 'saklek' (kaku) seperti itu," cetusnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement