REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga baru BBM bersubsidi hingga kini belum diresmikan. Namun, sejumlah harga kebutuhan pokok sudah merangkak naik dan "mencekik" masyarakat.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan, dirinya mendukung kenaikan harga BBM bersubsidi. Namun untuk bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai bentuk kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi ia menganggapnya tidak tepat. Apalagi jika diberikan hanya selama empat bulan saja.
Menurutnya, harga BBM boleh saja naik, namun pemerintah harusnya sudah lebih dulu menjamin agar harga sembako tetap murah.
"Harusnya jamin sembako dong. Mereka kan punya Bulog. Harus kontrol pasar," kata pria yang disapa Ahok ini.
Selain sembako, kata dia, yang juga penting bagi masyarakat adalah jaminan kesehatan, pendidikan dan transportasi yang murah.
"Uang boleh pas-pasan, tetapi warga bisa berobat, bisa sekolah, punya rumah yang baik dan bisa makan. Sama sediakan transportasi yang murah. Itu saja," tegasnya.
Namun demikian, lanjut Ahok, bila pemerintah pusat sudah menetapkan BLSM sebagai kompensasi kenaikan BBM, maka dia sebagai wakil gubernur mengaku tidak bisa menolak.