REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik LIPI Syamsuddin Haris mengatakan, keluarnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari setgab tidak akan membawa pengaruh apa pun terhadap peta kekuatan di DPR. Ini karena komposisi anggota dewan dari partai berlambang bulan sambit kembar tersebut relatif kecil.
"Berbeda dampaknya bila Golkar yang keluar dari koalisi. Itu baru masalah buat buat setgab," tuturnya, Jumat (21/6).
Begitu juga dengan berbagai isu strategis yang kini tengah dibahas di DPR. Semisal RUU Pilkada dan RUU Pilpres. Kekuatan Setgab menurutnya masih menjanjikan usai PKS didepak dari koalisi.
"Saya pikir, kalau pun tidak dicapai konsesus dalam pembahasan RUU, ujung-ujungnya paling voting. Jika itu dilakukan, kemungkinan pengaruh setgab masih lebih besar," katanya.
Ia berpendapat, keberadaan PKS di koalisi sebenarnya tidak terlalu diperhitungkan oleh anggota setgab lainnya. Hanya saja, pada saat awal pembentukan setgab, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terlalu menganggap penting PKS. Sehingga mereka pun dimasukkan dalam koalisi.