Rabu 03 Jul 2013 15:39 WIB

Pengusaha Sulit Naikkan Harga Jual Mebel

Satu set perabot kamar tidur buatan Jepara (ilustrasi)
Foto: jepara.olx.co.id
Satu set perabot kamar tidur buatan Jepara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Pengusaha mebel dan ukir di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengalami kesulitan untuk menaikkan harga jual produk mebel maupun ukir meskipun ongkos produksi meningkat menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Hingga kini, pengusaha mebel belum berani menaikkan harga jual produk mebel karena berbagai alasan, meskipun kenaikan harga BBM sudah berlangsung sejak Sabtu (22/6)," kata Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Komisariat Daerah Jepara Akhmad Fauzi di Jepara, Rabu (3/7).

Kenaikan harga BBM, kata dia, berdampak pada kenaikan biaya produksi, dimulai dari kenaikan ongkos transportasi, upah pekerja, kenaikan harga bahan baku utama dan bahan baku pembantu secara bervariasi. Beberapa komponen pendukung untuk produk mebel dan ukir, katanya, memang ada yang belum mengalami kenaikan, meskipun nantinya diprediksi bakal naik.

Kenaikan sejumlah komponen produksi, katanya, berkisar 10-15 persen, sehingga margin keuntungan yang diperoleh pengusaha juga semakin rendah. Alasan masih kesulitan menaikkan harga jualnya, salah satunya karena faktor daya beli masyarakat yang berpengaruh terhadap kemampuan pasar dalam menyerap produk mebel dan ukir.

Alasan lainnya, yakni banyak pengusaha mebel yang sudah terikat kontrak dengan pembeli serta terkait dengan kompetitor yang dimungkinkan masih ada yang belum menaikkan harga jual produk mebel maupun ukir, meskipun harga BBM sudah naik sejak sepekan lebih.

Meski demikian, dia masih optimistis, pelaku usaha mebel dan ukir di Kabupaten Jepara masih tetap eksis, karena masih ada jalan keluar agar usahanya tetap berlangsung secara berkesinambungan. Ia mencatat, jumlah pelaku usaha mebel dan ukir di Kabupaten Jepara mencapai 8.000-an pelaku usaha, sedangkan pelaku usaha yang sudah mengantongi izin usaha diperkirakan hanya sebagian.

Untuk menjaga agar usaha mebel dan ukir tetap berlangsung, katanya, perlu ditempuh langkah-langkah efisiensi di berbagai bidang dan tuntutan kreatifitas pengusaha agar margin keuntungan yang diperoleh tidak terlalu kecil. "Kami juga berharap mendapatkan bantuan pemerintah dalam hal promosi melalui berbagai kegiatan pameran di tingkat lokal, nasional hingga internasional," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement