Sabtu 06 Jul 2013 15:51 WIB

Piramida tak lagi Sepi

Piramida Mesir
Foto: Irwan Kelana
Piramida Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, oleh: Irwan Kelana (Wartawan Republika) dari Kairo, Mesir

Mesir adalah negeri yang sangat mengandalkan pariwisatanya. Sektor pariwisata menempati urutan kedua sebagai pemasok pendapatan setelah Terusan Suez.

Salah satu obyek wisata terpenting Mesir adalah Piramida  di  kawasan Ahramat Giza, kota Giza, 20 kilometer barat daya  kota Kairo, ibukota Mesir. Sejak demo besar-besaran antipemerintah pada 30 Juni 2013, kawasan wisata yang berada di kota terbesar ketiga di Mesir tersebut sepi tanpa pengunjung.  Namun sejak Jumat (5/7), turis mulai berdatangan kembali ke tempat tersebut. “Walaupun terjadi demo,  Piramid  tetap buka . Kami tetap  jaga setiap hari.  Namun sejak tanggal 30 Juni sampai 4 Juli 2013 tidak ada pengunjung yang datang. Baru hari ini mulai ada turis lagi. Pagi ini masih belum terlalu banyak. Insya Allah setelah Jumat, para turis akan lebih banyak lagi. Sebab biasanya turis banyak datang setelah shalat Jumat,” kata Mahmud, salah seorang polisi pariwisata kawasan Piramid saat dijumpai Republika, Jumat (5/7) pagi.

Turis yang datang tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari sejumlah negara, baik Asia maupun Eropa. Mereka datang perorangan maupun rombongan  dengan kendaraan pribadi, taksi, maupun bus pariwisata.

Para turis itu tampak asyik berfoto dengan latar belakang Piramid Munkarot, yang merupakan Piramid terbesar di Mesir.  Mereka juga asyik menikmati sajian khas gurun pasir, yakni naik unta dan  berfoto dengan unta.

Kemudian, para turis tersebut tidak melewatkan kesempatan untuk mengunjungi kawasan tertinggi di kompleks Ahramat Giza, yang biasa disebut Panorama. Dari tempat tersebut mereka bisa menikmati pemandangan tiga Piramid sekaligus – Munkarot, Khufu dan   Khafre -- sambil berfoto ria. Dari sinilah berbagai  angle foto Piramid bisa didapat, mulai dari menggenggam Piramid, menunjuk Piramid, hingga “menginjak” Piramid.

Tak sedikit pula turis yang naik kuda dan membeli cendera mata khas Mesir,  berupa handicraft  mulai dari  patung hingga gantungan kunci yang memiliki nuansa Mesir kuno.  “Saya dan adik saya berasal  dari Mauritania. Kami mengunjungi ayah kami yang bertugas sebagai diplomat di Mesir. Insya Allah kami akan menjalani Ramadhan di Mesir bersama orang tua kami,” kata Fatimah, turis asal Mauritania.

Bagi gadis yang saat ini kuliah di Tunisia itu, Piramid merupakan obyek  wisata yang sangat menarik dan mengagumkan. “Indah dan misterius,” tutur  gadis yang fasih berbahasa Arab dan Inggris itu. Karena itu, gadis berbola mata indah itu tak rau-ragu berfoto dengan latar belakang Piramid.

Apakah Fatimah tidak cemas dengan kondisi politik Mesir yang saat ini masih belum menentu? “Saya tidak khawatir. Situasi Mesir bukan masalah besar,” kata gadis yang datang bersama ibu dan ayahnya itu dengan mata berbinar.

Kehadiran turis domestik maupun asing di kawasan Ahramat Giza  menjadi berkah tersendiri dari para pedagang cendera mata. “Selama beberapa hari Piramid sepi. Alhamdulillah, hari ini sudah mulai ada turis lagi,” kata Sayid, salah seorang pedagang cendera mata

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement