REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Kenaikan harga daging di Jawa Timur diduga karena adanya penyelundupan sapi lokal ke luar daerah. Akibatnya terjadi kelangkaan pasokan sapi siap potong untuk memenuhi kebutuhan wilayah.
Direktur Jasa Niaga Rumah Potong Hewan Surabaya, Lutfi Rachmad mengatakan provinsi Jatim dikenal sebagai lumbung sapi nasional yang ketersediaannya surplus. Namun, berdasarkan fakta, sapi lokal justru sulit dijumpai lantaran banyaknya hewan yang dijual ke luar daerah.
''Pedagang pasar tradisional hewan lebih memilih menyalurkan ternaknya ke penggemuk sapi, untuk kemudian dijual ke luar daerah,'' kata Lutfi pada Republika, Jumat (12/7).
Dia menambahkan, kisaran harga untuk di sekitar Jatim saat ini antara Rp 35 ribu per kilogram bobot sapi. Sedangkan bila dibawa keluar daerah, harganya mencapai Rp 37 ribu- Rp 40 ribu per kilogram. Sapi yang tersisa di kalangan peternak hanya tinggal betina dan sapi tua yang tidak produktif.
Minimnya stok tersebut membuat para penjangal akhirnya mengikuti harga yang ditawarkan oleh pengusaha penggemuk sapi. Sebab, kata Lutfi, peternak umumnya enggan menjual sisa sapi mereka tanpa adanya kebutuhan yang mendesak.
''Kalau harga sapi yang dijual peternak tersebut murah, berkisar di bawah Rp 34 ribu per kilogram per bobot sapi,'' ujarnya.